Selamat Datang di Website Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Advokasi Bengkel APPeK

Vinsensius Bureni : "Menghindari Eksploitasi Nilai Motif Kain Tenun NTT"

Laporan Largus Ogot

Kupang,2 Pebruari 2021; Media Suara Kampung bengkelappek.org

Ragam budaya di NTT telah menjadi salahsatu destinasi wisata dan bahkan menjadi branding. Tidak heran, Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo mengenakan pakaian adat lengkap asal TTS ketika memimpin salahsatu upacara kenegaraan pada Agustus 2020 lalu.

Foto Abe Tabun: Wawancara Vinsensius Bureni Bersama Tim Media Suara Kampung bengkelappek.org Diruang Kerjanya Di Kantor Bengkel APPeK NTT Jalur 40 Petuk 3 RT/RW 24/10 Binilaka Desa Oeltua Kec. Taebenu Kab. Kupang NTT (Selasa,2/2/2021) 

Pilihan Jokowi mengenakan pakaian adat TTS pada upacara kenegaraan, ditonton sejuta mata di dunia. Tentu sangat beralasan dan mengandung makna yang amat dalam, diantaranya promosi kebudayaan indonesia sekaligus mengirim pesan kepada rakyat indonesia agar menjadi rakyat yang berkepribadian dalam kebudayaaan. Penampilan Jokowi ini tampak bagaikan “pahlawan perang” asal TTS.

Sikap Presiden ini sontak menjadi heboh dan viral di media sosial, bahkan facebookers di TTS langsung mendesain gambar patung Presiden Joko Widodo untuk bangun disalahsatu tempat strategis di Soe Ibu Kota Kabupaten TTS Nusa Tenggara Timur. Hal ini tentu sebagai salahsatu ungkapan kebanggaan rakyat NTT dan khususnya rakyat TTS.

Lalu bagaimana dengan Pemerintah NTT dan bagaimana pula rakyat NTT memandang nilai-nilai budaya warisan pendahulunya ?

Pemerintah Propinsi NTT melalui Ketua Badan Pembentukan Perda DPRD NTT Emanuel Kolfidus mengaku, DPRD NTT sudah ada Ranperda tentang Pemajuan Kebudayaan Di Daerah dan dalam bulan pebruari 2021 akan segera ditetapkan, ujar Emanuel saat di konfirmasi media suara kampung bengkelappek.org selasa sore 2/2/2021.

Kabar ini tentu baik adanya, melalui ranperda ini diharapkan dapat menjamin keberadaan dan keberlanjutan nilai-nilai yang termaktud dalam berbagai simbol-simbol budaya di NTT.

Bagaimana dengan rakyat NTT ? Vinsensius Bureni memiliki perspektif tersendiri terhadap ragam praktik simbol-simbol budaya yang sudah diwariskan para pendahulu. Vinsen yang juga Koordinator Umum LSM Bengkel APPeK NTT memperlihatkan kekwatirannya terhadap berbagai fenomena praktik kebudayaan di NTT. Vinsen dalam akun facebooknya selasa, 9 Pebruari 2021 menegaskan “Hentikan eksploitasi kain tenunan”.

Pada akun facebooknya ia mengatakan “ Dari Kampung ke Kampung; Hentikan eksploitasi kain tenunan...Setiap daerah punya motif tenun dengan makna cerita dibalik motif tenunan itu. Cara menggunakanya pun ada caranya...kapan dan dimana dapat digunakan....Sekarang banyak cara eksploitasi untuk kepentingan ekonomi dan wisata, bahkan ada yang merubahnya agar saat digunakan bisa terlihat cantik atau ganteng?!!...dong (mereka) potong itu kain motif daerah dan buat jas, rock mini bahkan ada yang gunakan dengan cara lilit sembarang....Menggunakan kain motif daerah itu MARTABAT karena ada roh peradaban budaya setempat....cara memakainya pun sudah ada sejak penciptanya...Kalau mau, silakan kembangkan motif yang baru untuk dijual atau untuk artistik...katakan saja motif era millenial dan cara gunakanya pun ditetapkan...#saveoriginaltenunikatdaerah #jagadanlindungimartabatnya

Ulasan singkat pada akun facebook Vinsensius Bureni di atas, mendapatkan ragam tanggapan dari facebookers. Apa saja yang dieksploitasi ? dan apa pula yang harus dihentikan? Inilah kemudian tim media suara kampung bengkelappek.org menelusuri lebih dalam perspektif  Vinsen Bureni melalui wawancara eksklusif di ruang kerjanya di kantor Bengkel APPeK NTT selasa siang 2/2/2021. Simak hasil wawancaranya.

Media Suara Kampung bengkelappek.org (MSK BA): Selamat siang pak Vinsen, Kami membaca pandangan diakun media facebook anda hari ini, apa yang melatarbelakangi anda terhadap pandangan tersebut ?

Vinsen Bureni (VB) ; Terima kasih karena sudah memantau akun facebook saya hari ini dan mau mencaritahu lebih jauh pandangan saya. Begini, kain motif di NTT belakangan sering ditampilkan kepada publik melalui berbagai cara. Semua itu baik. Beberapa cara berbusaha motif tenun di NTT kadang semakin banyak bergeser dan sudah tidak sesuai dengan makna dan artikulasi motif yang terkandung dalam kain tenun tersebut.

Ada pihak tertentu yang melakukan fashion show dan foto model menggunakan tenun ikat tertentu di NTT. Banyak diantara mereka yang menggunakan tidak sesuai nilainya, misalnya memotong-motong bagian tertentu motif kain tenun. Ada orang yang membuat jas, rok mini seperti busana modern saat ini. Ada juga yang memakai kain motif tidak menutupi bagian tubuh yang sensitif secara utuh, bahkan dipakai untuk jadi kipas. Semua ini hanya untuk kepentingan ketertarikan semata. Sementara nilai, makna dan artikulasi dari setiap motif itu menjadi hilang seiring terjadinya perubahan model dan tatacara berbusana. 

MSK BA ; Seperti apa nilai, makna dan artikulasi dari setiap motif yang dimaksud ?

Salah satu contoh misalnya kain motif Amarasi. Kain motif Amarasi itu memiliki  nilai, makna, artikulasi dan ceritanya tersendiri.

Ada motif yang digunakan dengan cerita tertentu dan saat dipakai menutupi seluruh badan. Nilai itu bermakna gotong royong dan persatuan. Ada motif kain yang dipakai dan menceritakan tentang perlawanan terhadap penjajah. Ada yang bercerita tentang bidan adat, jika menggunakan kain tertentu akan menggambarkan bahwa bidan bersalin tersebut sedang berusaha untuk menyelamatkan proses  persalinan.

Pada saat urusan kawin mawin misalnya, tua adat menggunakan motif tertentu dan cara memakai berbeda, hal ini bermakna untuk menegosiasikan konsensus bersama akibat kurang dapat dijangkaunya nilai belis/mas kawin,  dimana pada bagian ini dapat dianalogikan sebagai model “penjajahan baru”.

Jika laki-laki menggunakan kain motif amarasi, warna putih dibagian tengah melambangkan kesucian, kemurnian dan kesejahtraan dari pemakai. Merah atas atau merah bagian bawah menggambarkan keberanian, semangat dan kekuatan, sementara motif ujung bawah menggambarkan jumlah 6 ketemukungan seperti sonaf reno, nun raen, kuanbaun, oetnona, songkoro dan oerantium yang umumnya berada di wilayah Amarasi Barat.

Demikianpun nilai, makna dan artikulasi kain tenun tertentu di NTT. Ada yang digunakan untuk mengawetkan jenazah agar tidak bau dan bisa bertahan lama.

Banyak hal yang nampak kontroversial selama ini, seperti polemik beberapa waktu lalu dimana selebriti pose menggunakan kain tenun asal sabu yang tampil seksi dan tidak mengenakannya sebagaimana susungguhnya orang sabu menggunakan kain tenunnya di muka umum. Pada hal di saat mengenakan kain tenun itu, sadar atau tidak sadar, pemakai sedang mengirimkan pesan tertentu kepada khayalak. Mestinya pesan tersebut harus mengandung pesan nilai budayanya.

MSK BA ; Apa yang seharusnya ditampilkan ?

VB; Begini, yang pasti bahwa setiap kain motif di NTT memiliki ciri khasnya masing-masing baik nilai, makna, artikulasi dan ceritanya dibalik itu. Setiap kain tenun menggambarkan histori. Orang Amarasi misalnya, cara mengenakan kain tenun untuk melawan penjajahan, dan mereka  menang atas perlawanan tersebut. Selain itu menggambarkan pula ketemukungan, semangat kegotongroyogan, semangat keberanian dan kesejahteraan. Semua nilai itu terdokumentasi secara keseluruhan dalam tenunan tersebut.

Lain pula kalau perempuan, cara menggunakan kain tradisionalnya di atas dada sampai pergelangan kaki. Sementara laki-laki mulai pinggul sampai betis dan bagian atas hanya di lengkapi kalung adat seperti muti, selendang gantung, sedangkan baju, cendrung menggunakan beragam warna. Ini salahsatu contoh, bagaimana mengenal cerita dari kain adat kita, Demikianpun kain tenun daerah lainnya di NTT tentu memiliki cerita tersendiri.

MSK BA ; Apa saja dampak yang anda temui

VB ; Melihat fenomena hari ini, terjadi kehilangan roh dari nilai motif sesungguhnya, dengan sadar ataupun tidak sadar, generasi sekarang memotong sebagian makna dari motif tersebut hanya demi fashion show dan kepentingan ketertarikan atau ekonomi. Fenomena ini hampir terjadi pada semua jenis kain motif  di NTT yang kemudian menghilangkan roh sesungguhnya makna motif tertentu.

Akibat lainnya, budaya dan histori akan hilang, itu bisa terlihat dari sekarang, kita semakin sulit membangun semangat kegotongroyongan, semangat individualis malah yang semakin terlihat. Relasi semakin melemah bahkan tercerai berai antara yang satu sama lain, demikianpun jiwa juang semakin tergerus, karakter kebudayaan semakin menipis. 

MSK BA ; Mengapa anda getol bicarakan soal ini

VB; Generasi kita sekarang harus bisa tercipta karakter menghargai sejarah, dengan merawat nilai dan pesan yang ada dalam motif tenunan kita merupakan sebuah penghargaan terhadap para pencipta motif dan pencipta pesan. Saat ini nyaris kita tidak lagi berkepribadian  dalam kebudayaan. Kita cenderung terjerumus dalam memperdagangkan nilai histori kain tenun untuk kepentingan ekonomi semata, mestinya dalam kepentingan ekonomi tersebut harus tetap memperlihatkan martabat kita sebagai orang yang berbudaya. Jadi harga diri kita dijelaskan bagaimana standar penggunaan simbol budaya orang NTT.

MSK BA ; Apa yang perlu dilakukan agar generasi sekarang memiliki karaktaer kebudayaan

Generasi sekarang harus ada edukasi agar memahami peruntukkan kain adat, dan diedukasi agar bisa menenun serta mengurangi pemakaian yang tidak sesuai peruntukkannya.

Dengan menggunakan busana motif sebagaimana makna sesungguhnya akan terbangun daya ingat, akan tetap hidup nilai tersebut karena sudah ada artikulasi dalam kain-kain itu seperti ada rasa kegotong royong dalam membangun kampung, daerah dan Negara.

Fashion show dapat dilakukan sebagai bagian dari memperkenalkan budaya, tapi pakailah sesuai cara pemakaian aslinya, jangan dipotong-potong, demikianpun saat fashion show itu dilakukan harus disertakan dengan menceritakan/menarasikan maknanya. Jangan menghilangkan sebagian warna kain tersebut, karena ketika memotong atau menghilangkan, maka dengan sendirinya nilai historis atau makna sesungguhnya akan ikut hilang.

MSK; Siapa yang paling bertanggungjawab untuk merawat warisan dimaksud

VB; Kita semua mesti bertanggugjawab untuk melestarikan, masyarakat adat, pemerintah dan kita sebagai masyarakat yang terlahir dari budaya dan semua pihak sesuai kewenangannya masing-masing.

Jika ingin mau kembangkan jadi motif modern, maka buatlah ceritanya, temukan dan ciptakan motif sendiri, cara penggunaanya sesuai jaman, sehingga tidak merusak histori dan cerita dibalik makna tenun yang telah diwariskan oleh pendahulu kita.

MSK; Saat ini Pemprov NTT sedang inisiasi Perda Pemajuan Kebudayaan Di Daerah, apa harapan anda ?

VB ; Ya kita bersyukur dan terima kasih ada inisiatif tersebut, yang jelas harus bisa membangun spirit dan karakter budaya di NTT. Saya berharap perda itu mampu memastikan agar tidak mengeksploitasi nilai budaya. Perda harus bisa menjamin, melindungi dan melestarikan nilai budaya yang terkandung dalam berbagai simbol budaya masyarakat NTT. Misalnya pengaturan mengenai penggunaan kain tenun, wajib sesuai standar penggunaan di Daerah. Perda wajib Melarang eksploitasi berupa pengembangan-pengembangan yang menghilangkan cerita dibalik kain tenun. Ranperda tersebut saya melihat sudah mengatur beberapa hal yang saya harapkan. Sehingga kedepannya, perlu diperluas dan ditegakkan.***tim

#Tagline :

Tim Media
Terbentuk sejak Tahun 2014 dan aktif menyampaikan berbagai informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Bengkel APPeK NTT.
Bengkel APPeK

www.BengkelAPPeK.org

Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Tentang Kami

Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung  dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.

Alamat

Kantor Bengkel APPeK

Jalan Raya Baumata Penfui
Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011
Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

Email

bengkel.appek@gmail.com

Media Sosial Bengkel APPeK