Capacity Buildings
6 Desa di Kabupaten Kupang Mengikuti Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Desa Yang Inklusif
- Details
- By Naldo Jebadu
- Hits: 472
bengkelappek.org, Melalui konsorsium MATAHATI (Mendorong Kabupaten Kupang Humanis, Adaptif, Tangguh dan Inklusif), Bengkel APPeK menggelar pelatihan perencanaan dan penganggaran desa yang inklusif pada 12-14 Juni 2024.
Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Neo Aston Kupang itu dihadiri oleh 6 desa dampingan Bengkel APPeK yaitu desa Oelnasi, Oelpuah, Tuapukan, Oelatimo, Oesena dan Oenoni II. sedangkan peserta yang mengikuti kegiatan ini yaitu kelompok disabilitas, kelompok ekonomi inklusif, kader kesehatan mata, kader kesehatan mental, pemerintah desa, BPD dan mitra kerja program MATAHATI.
Program Officer, Godlif A. Tabun, mengatakan salah satu tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang perencanaan penganggaran yang inklusif di Tingkat desa.
Menurut dia, undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa telah mengamanatkan agar perencanaan dan penganggaran yang inklusif dapat dilakukan agar keterlibatan masyarakat secara umum termasuk kelompok marginal berpartisipasi dan memberikan sumbangsih gagasan, pelaksanaan dan memantau setiap proses pembangunan.
“Apalagi dengan adanya revisi UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 menjadi UU Desa Nomor 3 Tahun 2024 perlu penyesuaian. Salah satunya terkait dengan masa jabatan pemerintahan desa yang juga akan berdampak pada semangat tata kelola pemerintahan desa khususnya perencanaan dan penganggaran yang inklusif”, ujarnya.
Sementara kepala desa Tuapukan, Martinus Alnabe, menyampaikan terimakasih terkait dampingan program MATAHATI selama ini di desa.
“tidak semua desa mendapatkan kesempatan yang baik ini, tentu kita desa yang terpilih, kesanya ternyata sangat menolong khususnya untuk kaum kelompok rentan”, ungkapnya.
Ia menambahkan dalam perencanaan melihat secara detail apa yang benar-benar menjadi kebutuhan prioritas dalam setiap Pembangunan.
“Proses perencanaan itu harus terbuka dan harus melibatkan semua masyarakat desa bahkan sampai kegiatan berjalan. terimakasih juga untuk program yang ada, khususnya matahati ini dan kita terus bersama-sama”, ungkapnya.
Sedangkan perwakilan disabilitas, Piter Kotas, mengatakan keterbatasan tidak menjadi factor untuk tidak mandiri.
“sukses itu tidak selamanya harus orang punya tingkat pendidikan yang tinggi, intinya kita harus meningkatkan potensi yang harus di miliki oleh diri sendiri”, ujarnya.
Ia menceritakan, dirinya sejak tahun 2018 mulai berusaha dibidang pertanian, awalnya hanya coba-coba dan ternyata di dalam dunia pertanian ada kesulitan.
“ meskipun ada keterbatasan, saya harap jangan malu untuk berkarya. Sukses itu tidak selamanya harus punya tingkat pendidikan yang tinggi, karena setiap keringat yang jatuh di tanah pasti ada imbalannya”, imbuhnya.
Sebagai informasi, CBM Global Indonesia bersama mitra Bengkel APPeK (Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung), Yayasan Tanpa Batas (YTB), Yayasan Jaringan Peduli Masyarakat (JPM), Yayasan Penguatan Lingkar Belajar Komunitas Lokal (PIKUL), dan Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi NTT (Garamin NTT) merupakan konsorsium Program MATAHATI (Mendorong Kabupaten Kupang Humanis, Adaptif Tangguh dan Inklusif) yang bertujuan untuk mencapai Kabupaten Kupang yang Tangguh dan Inklusif pada 2032.
Tujuan khusus Program MATAHATI yaitu untuk meningkatkan ketahanan masyarakat di lokasi intervensi; termasuk penyandang disabilitas dan non-disabilitas serta pemerintah desa dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang.***