Selamat Datang di Website Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Advokasi Bengkel APPeK

Potret Keterpilihan dan Mimpi Politisi Perempuan NTT

Penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2014 telah usai. Wakil-wakil pilihan rakyat kini tengah menanti jadwal dilegitimasi dalam ceremonial pelantikan anggota DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi, DPD dan DPR RI beberapa bulan mendatang. Masyarakat menaruh harapan yang tinggi agar kinerja mereka memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraannya.

Harapan ini juga yang sedang menyelimuti masyarakat NTT. Mereka berharap pada duta-duta rakyat yang terpilih baik caleg laki-laki maupun caleg perempuan yang melenggang ke parlemen. 

Sebagai lembaga yang senantiasa concern dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat termasuk memberikan pendidikan politik kepada kelompok perempuan marginal, “Bengkel” APPeK NTT didukung oleh The Asia Foundation menyelenggarakan Workshop Keterpilihan Caleg Perempuan NTT. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 12/06/2014 di Hotel Aston Kelapa Lima dengan menghadirkan Caleg Perempuan di NTT baik yang terpilih maupun yang tidak terpilih, anggota forum dampingan Bengkel APPeK, Akademisi, Pers, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT dan Kota Kupang, dan perwakilan NGO di Kota Kupang

Dalam sambutan pembukaan, Koordinator Bengkel APPeK, Bung Vincent Bureni memberi apresiasi kepada seluruh caleg perempuan yang hadir sekaligus mengingatkan mereka untuk saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, lanjutnya workshop ini bertujuan untuk mengetahui cara pandang masyarakat terhadap caleg perempuan, memahami integritas caleg perempuan pada pemilu 2014 sekaligus menjadi wahana sharing antara caleg perempuan yang terpilih dan caleg perempuan yang tidak terpilih serta merumuskan strategi yang tepat bagi politisi perempuan dalam perjuangan berkompetisi pada pemilu-pemilu yang akan datang. Sementara itu, KPU NTT yang diwakili oleh Maryanti Luthurmas Adoe ketika didaulat membuka kegiatan itu menyampaikan bahwa ada begitu banyak penilaian masyarakat tentang penyelenggaraan pemilu tahun 2014. “Ada pihak yang menyatakan pemilu berhasil, ada juga yang mengatakan pemilu tahun 2014 merupakan pemilu yang paling buruk selama sejarah Indonesia”. Dia juga mengakui kalau pada pemilu yang lalu ada keterlambatan logistik, kecurangan oleh penyelengara, peserta pemilu yang tidak fair dan ada kompenen-komponen lain yang ikut menggagalkan proses pelaksanaan pemilu”. Lanjutnya, “KPU NTT berterima kasih dengan adanya workshop ini sehingga kita bisa mengevaluasi penyelenggaraan pemilu 2014 agar penyelenggaraan Pilpres di tanggal 9 Juli dan pemilu-pemilu legislatif bisa lebih bagus kedepannya”.

Dalam pemaparan materi Kondisi Keterpilihan Caleg Perempuan di NTT, peneliti Bengkel APPeK, Laurens Sayrani menjelaskan bahwa kuota 30% untuk setiap partai politik dalam pencalonan anggota DPRD Propinsi NTT periode 2014-2019 pada umumnya dipenuhi oleh setiap partai politik peserta pemilu. “Secara keseluruhan terdapat 35,78% (268 caleg perempuan) dalam daftar pencalonan anggota DPRD NTT periode 2014 – 2019 dari total 749 orang, sedangkan caleg laki-laki sebesar 64,22 % (481 orang)”. Lanjutnya, “Caleg perempuan yang terpilih menjadi Anggota DPRD Propinsi NTT periode 2014 – 2019 sebanyak 6 orang (9,23%) dari total anggota legislatif NTT sebanyak 65 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 7,27% (4 orang) dari total 55 anggota DPRD Propinsi NTT periode 2009 – 2014. Jika dilihat dari total jumlah caleg perempuan, maka terdapat 2,23% caleg perempuan terpilih dari jumlah caleg perempuan sebanyak 268 orang, atau 0,80% dari total caleg DPRD Propinsi NTT sebanyak 749 orang. Jika dilihat dari jumlah caleg perempuan terpilih berdasarkan partai politik, tampak bahwa 6 orang caleg perempuan yang terpilih berasal dari 6 partai politik yang berbeda, yaitu Partai Nasdem (1 orang dari 8 orang caleg partai terpilih), PKB (1 orang dari 5 orang caleg partai terpilih), PDIP (1 orang dari 10 orang caleg partai terpilih), Partai Golkar (1 orang dari 11 orang caleg partai terpilih), PAN (1 orang dari 5 orang caleg partai terpilih) dan Partai Hanura (1 orang dari 5 orang caleg partai terpilih).

Menanggapi kondisi keterpilihan caleg perempuan di NTT, pengamat politik Undana Balkis Soraya mengatakan bahwa kondisi ini jauh dari harapan jika dibandingkan dengan kuota pencalonan. Untuk itu lanjutnya, perlu ada pendidikan politik yang memadai kepada perempuan. “Kekurangan yang perlu dilihat adalah peningkatan pendidikan politik kepada perempuan, Selain itu yang penting adalah apakah kita punya kemampuan untuk melihat ketika ada perempuan yang potensial dan kita dorong itu atau tidak?” Ia juga berharap agar politisi perempuan di NTT harus memiliki identitas intelektual dan sosial agar bisa dipercaya masyarakat.

Sofia de Haan, caleg perempuan terpilih Kabupaten Kupang dari Partai Nasdem ketika memberikan testimoni menyatakan bahwa dirinya telah berulang-ulang mengkuti kompetisi politik diwilayahnya. “Saya telah berkompetisi dalam perhelatan politik saat mencalonkan diri menjadi wakil bupati saat pemilihan masih dilakukan oleh DPRD, kemudian menjadi calon wakil bupati yang dipilih langsung oleh rakyat dan kemudian mencalonkan diri menjadi caleg provinsi tetapi semuanya gagal. Tetapi saya tidak kapok-kapok juga. Baru pada pemilu 2014 saya terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Kupang. Saya terpilih setelah selama 27 tahun mengabdi untuk rakyat”. Sementara itu, Caleg Partai Gerindra, Torry Ata, yang tidak lolos menduduki kursi DPRD Kota Kupang dalam sharingnya menyampaikan bahwa sesungguhnya ia tidak kesulitan karena telah dikenal sebagai pegiat kemanusiaan dan aktivis LSM oleh masyarakat selama ini. “Saya pikir saya sudah sangat dikenal oleh masyarakat tetapi dikenal saja tidak cukup. Kita butuh strategi ekstra untuk melakukan sosialisasi supaya bisa terpilih apalagi berhadapan dengan kompetitor kita laki-laki yang memiliki waktu yang lebih longgar dalam bersosialisasi”. Lanjutnya, “walaupun tidak lolos menjadi anggota DPRD tetapi perjuangan untuk kaum perempuan terus saya lakukan. Ibaratnya, kita berbeda tempat tidur tetapi mimpi kita sama” tutupnya. *Vitto

 

 

 

Anggota Peneliti
Anggota Tim Peneliti pada tahun 2014 - 2017
Saat ini tidak lagi bekerja di Bengkel APPeK

Experience

Rebecca Norris is a full-time freelance writer living in the DC metro area who has worked in beauty editorial for seven years. Previously, she was the Beauty Editor for Brit + Co. She joined the Byrdie team as a nail expert in 2019 and contributes to a number of lifestyle publications. She is a graduate of George Mason University. There, she earned her B.A. in Media: Production, Consumption, and Critique, along with a minor in Electronic Journalism.

Education

Data Pendidikan disini. Selanjutnya ini hanya dummy. from George Mason University with a B.A. in Media: Production, Consumption, and Critique, along with a minor in Electronic Journalism.

Bengkel APPeK

www.BengkelAPPeK.org

Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Tentang Kami

Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung  dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.

Alamat

Kantor Bengkel APPeK

Jalan Raya Baumata Penfui
Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011
Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

Email

bengkel.appek@gmail.com

Media Sosial Bengkel APPeK