Sinisme dan Harapan Pilpres 2014

Kegiatan ini dihadiri oleh Forum Perempuan dampingan Bengkel APPeK, Akademisi, Pers dan perwakilan organisasi kemasyarakatan pemuda lainnya. Menurutnya, sinisme ini dilihat dari kenyataan proses politik pemilihan presiden tahun ini. “Proses politik pemilihan presiden 2014 tidak sehat dengan kampanye hitam.

Olehnya, publik tidak boleh terjebak dalam ruang hampa”. Lanjutnya, “publik harus memiliki paling tidak tiga prefensi dalam memilih yaitu memilih figur berdasarkan rekam jejak, memahami visi dan gagasan yang realistis dan memperhatikan profesionalisme dalam mengelolah politik”. Lanjutnya, “kalau ketiga aspek ini diperhatikan secara baik dalam menentukan pilihan maka kita mendapat pemimpin yang mampu membawa perubahan termasuk perubahan di NTT”.

Jhon Depa, Ketua KPU NTT pada kesempatan tersebut menyatakan bahwa KPU NTT berkaca pada pemilu legislatif beberapa waktu lalu merasa penting untuk menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan penyelenggara pemilu. Menurutnya, yang pertama itu pengelolaan kelembagaan. “Dari evaluasi kami dalam kaitan rekruitmen anggota penyeleggara dilihat dari tampilan tingkat penyelenggara dari tingkat KPU sampai KPPS ada satu kesan yang menurut saya menunjukan piramida terbalik artinya bahwa tingkat kepercayaan kepada penyelenggara dari atas kebawah itu makin kecil”. Selain itu lanjutnya, melakukan upaya-upaya mengoptimalkan penyelenggaraan pemilu dan pengelolaan logistik secara tepat.

Sementara itu, Thersia Ratu Nubi, Koordinator Program AIESP Bengkel APPeK NTT meminta agar penyelenggara pemilu harus bekerja professional agar pemilu presiden yang bersih dan berintegritas dapat terwujud. “Ada sedikit perbedaan antara pileg yang ramai dengan hiruk pikuk kampanye para caleg dengan pilpres. Untuk pemilu pilpres yang ramai sekarang ada di dunia maya. Menurutnya, penyelenggara merupakan faktor penting bagi keberhasilan pelaksanaan pilpres 2014. “Bagi kami masyarakat sangat siap untuk terlibat dalam proses pemilu. Yang paling penting adalah terciptanya pemilih rasional. Ini menjadi pertanyaan bagi penyelenggara dan partai politik yang semestinya mempunyai andil yang besar untuk memberikan pendidikan politik bagi masyarakat”. *Vitto

#Tagline :

• Pemilu
• Bengkel APPeK NTT