Selamat Datang di Website Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Advokasi Bengkel APPeK

Alokasi Anggaran Rehab dan Pembangunan RKB Kabupaten Kupang Harus Ditingkatkan

Kebutuhan anggaran rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru (RKB) Sekolah Dasar diwilayah Kabupaten Kupang harus ditingkatkan dari alokasi APBD tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini didasari kenyataan banyaknya bangunan sekolah dasar yang masih darurat dan terkategori rusak berat dan sedang.

SDN Mere Kecamatan Amarasi Barat, salah satu contoh sekolah darurat. Gambar diabadikan pertengahan Februari.

Beberapa bangunan ruang kelas di SDN Oelatimo, SDN Sufmuti, SDN Kayu Putih, SDN Batu Esa, dan SDN Oisiloa misalnya masih beratap daun, berdinding bebak, dan berlantai tanah hasil swadaya orang tua siswa dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Kegiatan belajar mengajar dalam keadaan seperti ini sudah berjalan bertahun-tahun bahkan ada yang sudah berpuluh tahun. SDN Oelatimo contohnya, diinisiasi sejak tahun 2005  tapi sampai dengan saat ini belum mendapat perhatian Pemerintah Kabupaten Kupang sama sekali. Beruntung ada dana PNPM sehingga tahun 2009 dibangun empat ruang kelas. Berjalannya waktu dengan penambahan rombongan belajar, tahun 2009 orang tua siswa membangun tiga ruang darurat karena kebutuhan.

Tidak berbeda dengan bangunan darurat, gedung ruang kelas lama yang dibangunpun sudah puluhan tahun tidak direhab. Keadaan ini bisa kita jumpai di SDI Raknamo, SDN Tetelek, SDN Oelii 2 ataupun SDN Oebali. Tiga ruang kelas di SDN Oelii 2 misalnya tidak bisa digunakan karena kayu penyanggah atap yang sudah lapuk, dindingnya yang retak serta lantai dan fondasi bangunan yang berlubang-lubang. Pihak sekolah terpaksa menggunakan tiga ruang kelas yang baru dibangun dari dana bantuan sosial tahun 2015 untuk enam rombongan belajar. Satu ruang kelas disekat untuk aktivitas belajar mengajar dua rombongan belajar. Kondisi yang sama juga kita jumpai di SDI Raknamo Kecamatan Amabi Oefeto. Dinding sekolah mengkhawatirkan karena sesewaktu bisa roboh. Plafon beberapa ruang kelas tampak bolong. Pihak sekolah bersama tokoh masyarakat telah menemui pimpinan daerah menyampaikan kondisinya tetapi mereka masih mendapat jawaban  “akan diperhatikan”. Jawaban klasik yang sering diasosisikan sebagai janji politik. Hal yang sama dialami pihak sekolah di SDN Oebali. Sejak berdiri pada 1988, sekolah ini baru direhab pada tahun 2007. Sejak dua tahun lalu, pihak sekolah kembali harus terus berpacu dengan waktu mengejar dana rehabilitasi yang ulang-ulang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Kupang.

Pemenuhan ruang kelas yang layak dan aman bagi aktivitas belajar mengajar siswa/siswi SD di Kabupaten Kupang menjadi kebutuhan mendesak yang harus diatasi Pemerintah Kabupaten Kupang. Sebagai penyalur aspirasi masyarakat, DPRD Kabupaten Kupang terkhusus komisi yang membidangi pendidikan diharapkan bisa memperhatikan keadaan sekolah-sekolah darurat dan yang rusak berat diwilayah ini. Ny. Sarocic Nitbani, salah seorang warga di Desa Sumlili Kupang Barat  menyebut hingga saat ini belum satupun anggota dewan kabupaten Kupang yang secara langsung kelokasi sekolah, di SDN Batu Esa, tempat belajar anaknya. “Kalau anggota dewan belum pernah kesini. Kalau didesa mungkin, tetapi datang kesekolah belum pernah. Mungkin penyampaian kalau soal sekolah sudah ada tetapi tidak ada tanggapan”. Harapan Ny. Saroci adalah salah satu harapan warga yang didambahkan orang tua siswa dan masyarakat lainnya.

Titik masuk membenahi infrastruktur pendidikan terkhusus rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru (RKB) sekolah dasar adalah dengan meningkatkan alokasi anggaran Pemerintah Kabupaten Kupang. Tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Kupang menganggarkan Rp. 5.899.616.500,-. Jumlah ini tidak saja untuk rehabilitasi rusak sedang dan berat Sekolah Dasar tetapi juga untuk Sekolah Menengah Pertama. Penambahan ruang kelas untuk SD dan SMP  dialokasikan sebanyak Rp. 3.217.249.615,-. Alokasi anggaran ini belum cukup menjawab kebutuhan perehaban dan penyediaan ruang kelas baru seluruh Sekolah Dasar yang ada diwilayah Kabupaten Kupang. Hanya komitmen dan good political will Pemerintah dan DPRD yang menjadi tumpuan terakhir keberpihakan Pemerintah Kabupaten Kupang mengatasi persoalan kedaruratan sekolah. *(Team #SekolahAman/Vitto)

#Tagline :

Anggota Peneliti
Anggota Tim Peneliti pada tahun 2014 - 2017
Saat ini tidak lagi bekerja di Bengkel APPeK

Experience

Rebecca Norris is a full-time freelance writer living in the DC metro area who has worked in beauty editorial for seven years. Previously, she was the Beauty Editor for Brit + Co. She joined the Byrdie team as a nail expert in 2019 and contributes to a number of lifestyle publications. She is a graduate of George Mason University. There, she earned her B.A. in Media: Production, Consumption, and Critique, along with a minor in Electronic Journalism.

Education

Data Pendidikan disini. Selanjutnya ini hanya dummy. from George Mason University with a B.A. in Media: Production, Consumption, and Critique, along with a minor in Electronic Journalism.

Bengkel APPeK

www.BengkelAPPeK.org

Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Tentang Kami

Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung  dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.

Alamat

Kantor Bengkel APPeK

Jalan Raya Baumata Penfui
Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011
Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

Email

bengkel.appek@gmail.com

Media Sosial Bengkel APPeK