Selamat Datang di Website Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Pendampingan & Pemberdayaan

Kisah Anak Bengkel APPeK NTT di HUT Ke 15 Bagian 4 ; “APPeK DAN GELIAT EKONOMI WISATA OESINA”

Usia 15 tahun, jika diibaratkan seorang manusia, maka usia tersebut masih kategori seorang anak remaja yang sementara berkembang menuju kedewasaan. Umur yang masih terus berproses untuk mematangkan diri dengan melewati berbagai tantangan hidup yang dihadapinya. Sekalipun masih kategori seorang anak remaja, namun ia telah melewati beberapa fase pertumbuhan mulai dari bayi, anak hingga remaja. Sepanjang perjalanan itu tentu sudah begitu banyak kenangan pahit manis yang dilalui.


APPeK DAN GELIAT EKONOMI WISATA OESINA

(Kado Ultah Bengkel APPeK Ke 15 Tahun)


Oleh: Yovinianus Agustinus Nahak
Staf Bengkel APPeK

Usia 15 tahun, jika diibaratkan seorang manusia, maka usia tersebut masih kategori seorang anak remaja yang sementara berkembang menuju kedewasaan. Umur yang masih terus berproses untuk mematangkan diri dengan melewati berbagai tantangan hidup yang dihadapinya. Sekalipun masih kategori seorang anak remaja, namun ia telah melewati beberapa fase pertumbuhan mulai dari bayi, anak hingga remaja. Sepanjang perjalanan itu tentu sudah begitu banyak kenangan pahit manis yang dilalui.

Foto ggggggFaus // Hasil Olahan Berbahan Baku Ikan Nangahale-Sikka (29/8/2020)
Foto : Dok Istimewa 
 

Bengkel APPeK NTT, pada 26 Januari 2021 kemarin genap berusia 15 tahun. Usia seorang anak remaja. Bak seorang anak remaja, Bengkel APPeK telah berpetualang dari waktu ke waktu, kampung ke kampung menemui beragam potret kehidupan. Tua muda, laki-laki perempuan, kaya miskin, pejabat hingga petani, nelayan dan kelompok marginal lainnya, semuanya telah ditemui dalam berbagai kesempatan dengan ragam dinamika. Itulah perjalanan seorang anak remaja yang sekalipun masih terus berproses untuk mematangkan diri namun bergerak tanpa henti, tanpa kenal lelah, berbuat dengan kemampuannya, membantu dari yang dimilikinya untuk orang-orang kampung.

Dalam rentang waktu 15 Tahun usia pengabdiannya, Bengkel APPeK telah melakukan banyak hal di berbagai pelosok NTT. Tercatat hampir semua kepulauan di NTT sudah dijamah Bengkel APPeK untuk melakukan berbagai program, mulai dari pulau Timor, Sumba bahkan sampai Flores. Program – program tersebut dijalankan dalam rentang waktu yang berbeda-beda dengan sasaran masyarakat penerima manfaat yang berbeda pula. Ada masyarakat kelompok rentan, ada kelompok perempuan, ada kelompok anak muda, ada anak-anak, ada orang tua, ada pejabat publik dan berbagai stakeholder lainnya. Kini buah - buah karya Bengkel APPeK itu, telah dinikmati dimana-mana.

 Wisata Oesina Pembangkit Ekonomi Warga    

Salah satu Program yang dijalankan Bengkel APPeK NTT pada tahun 2015 – 2017 adalah Program INGA Wisata (Inisiatif Pengembangan Wisata Berbasis Masyarakat) sebagai mata pencaharian alternatif. Program tersebut atas kerjasama Bengkel APPeK NTT dengan TNC Kupang, dengan tujuan bagaimana menggerakan potensi desa yang dimiliki untuk menciptakan mata pencaharian alternatif demi lestarinya sumberdaya bahari. Desa Lifuleo yang merupakan salah satu desa pesisir yang masuk dalam wilayah Laut Sawu, menyimpan banyak potensi pesisir dan laut seperti potensi ikan, penyu, mangrove, rumput laut dan wisata pantai serta potensi lainnya. Mata pencaharian masyarakat desa Lifuleo sebagian besar sebagai nelayan dan petani sehingga pemanfaatan sumberdaya laut baik untuk kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan ekonomi sangat tinggi. Atas tingginya kebutuhan tersebut, maka praktek pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut lambat laun semakin menjurus pada praktek pemanfaataan yang tidak ramah lingkungan seperti penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak atau bom dan menggunakan bahan beracun. Praktek ini lambat laun merusak ekosistem laut desa lifuleo. Selain itu maraknya penebangan hutan mangrove dan penangkapan penyu secara liar juga terjadi.

Singkat cerita, atas kondisi tersebut Bengkel APPeK dan TNC melalui program INGA Wisata hadir dengan terobosan baru menciptakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat yang tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. Maka dengan berbagai kemampuannya, Bengkel APPeK mulai membangun komunikasi dengan Pemerintah Desa dan Warga setempat untuk mulai mengidentifikasi potensi unggulan desa yang bisa dijadikan sebagai mata pencaharian alternatif. Dari sekian banyak potensi, Pantai Oesina menjadi prioritas untuk dijadikan wisata. Pantai Oesina, sebelumnya merupakan lahan sengketa yang diperebutkan oleh beberapa suku di Desa Lifuleo. Atas berbagai pendekatan, disepakatilah bahwa lokasi tersebut dijadikan sebagai lokasi wisata yang dikelola oleh pemerintah Desa Lifuleo.

Bengkel APPeK dengan berbagai cara memberikan pemahaman dan pelatihan-pelatihan agar warga tergerak untuk mewujudkan mimpi mewujudkan desa Lifuleo sebagai desa wisata sekaligus membuka wawasan terkait pentingnya menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan laut. Tentu semuanya tidak berjalan mulus dan muncul berbagai macam tantangan, mulai dari ketidakaktifan warga dan pemuda dalam mendukung pengembangan wisata tersebut misalnya saat kerja gotong-royong karena masyarakat masih beranggapan bahwa bekerja untuk wisata hanya membuang-buang waktu dan perkerjaan dan tidak menghasilkan apa-apa.

Bengkel APPeK tidak kehilangan akal dan tergerus semangat untuk terus meyakinkan pemerintah desa dan warga masyarakat bahwa Lifuleo bisa terwujud menjadi desa wisata. Dengan berbagai upaya, satu dua orang mulai yakin dan aktif dalam Kelompok sadar Wisata (POKDARWIS) yang merupakan representasi masyarakat. Pada akhirnya pantai yang awalnya hutan, dengan dukungan Dana Desa dan Dana bantuan dari BKKPN Kupang dan Bantuan Kementerian KKP atas proposal yang diajukan, maka pantai Oesina mampu disulap menjadi tempat wisata yang lengkap dengan fasilitas seperti gapura, tempat jualan, kamar mandi dan WC, gazebo, aula pertemuan dan fasilitas lainnya, yang semuanya berawal dari semangat satu dua orang tadi.

Kini kalau sering ke Kupang Barat dan mampir ke Wisata Pantai Oesina, pasti akan kaget dengan wajah pantai Oesina yang telah didandan cantik. Pantai Oesina kini telah berubah bak seorang gadis desa yang seksi yang siap perebutkan banyak lelaki. Pantai Oesina kini telah berubah menjadi kekuatan ekonomi desa, menjadi kantong ekonomi desa. Dan dari sinilah banyak warga bergantung hidup dengan cara berjualan. Desa juga mendapat pemasukan dari para pengunjung dan memberikan insentif bagi pengelola BUMDes dengan menggunakan hasil dari wisata tersebut. Pemasukan sekarang sudah mencapai ratusan juta dan menjadi salah satu unit usaha BUMDes Lifuleo yang kuat. Wisata Pantai Oesina merupakan salah satu hasil kerja nyata Bengkel APPeK bersama mitranya dalam semangat advokasi kebijakan, memberdayakan warga dan mengembangkan kampung.

Dirgahayu Bengkel APPeK NTT yang ke 15 Tahun. Karyamu nyata dan telah dinikmati banyak orang. Terima kasih dan Jaya selalu. ***

 

 Editor : Largus Ogot

#Tagline :

Tim Media
Terbentuk sejak Tahun 2014 dan aktif menyampaikan berbagai informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Bengkel APPeK NTT.
Bengkel APPeK

www.BengkelAPPeK.org

Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Tentang Kami

Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung  dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.

Alamat

Kantor Bengkel APPeK

Jalan Raya Baumata Penfui
Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011
Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

Email

bengkel.appek@gmail.com

Media Sosial Bengkel APPeK