Nilai Strategis NTT Dalam Konstelasi Pilpers 2014

 Pesta demokrasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 sudah didepan mata, tinggal menghitung hari, 9 Juli 2014. Pemaknaan atas pilpres 2014 harus dilihat dalam kerangka posisi, kebutuhan, kepentingan dan isu NTT sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. NTT mesti dilihat secara khusus berdasarkan permasalahan, kebutuhan dan potensi dalam momentum Pilpres 2014 ini. Dalam Pilpres 2014 NTT tidak hanya ditempatkan dalam konteks “angka” melainkan harus diletakan dalam konteks “suara”.

Foto Diskusi Tematis "Isu-Isu Ekonomi di Tingkat Nasional & Tingkat Lokal (NTT)

(klik disini untuk memperbesar)

{gallery}nilai_strategis_ntt{/gallery}

Pengamat dan praktisi ekonomi NTT Dr. James Adam menilai bahwa NTT memiliki daya tawar yang kuat terhadap pemerintah pusat dalam konteks pilpres 2014. Hal ini disampaikan dalam kegiatan diskusi tematik dengan tema “NTT Dalam Pilpres 2014” di hotel Romyta Kupang, Sabtu (28/6/2014). Kegiatan diskusi tersebut diselengggarakan oleh Bengkel APPeK NTT dengan dukungan The Asia Foundation (TAF). Kegiatan ini dihadiri oleh akademisi, NGO, OKP, kelompok perempuan, media dan tim sukses kandidat presiden. Menurut James Adam, NTT ini menjadi daerah persimpangan. “ Kita pakai posisi geografis NTT menjadi salah satu daya tawar yang kuat pada pemerintah pusat. Kalau Indonesia mau berkembang, ke Jepang, pakailah NTT sebagai daerah persinggahan yang sangat potensial. Ada Australia, ada daerah dari negara Pasifik, Amerika. Tetapi kalau pakai pulau Jawa, belakangnya ada pulau Sumatra, Kalimantan. Tetapi kalau pakai NTT, hal itu merupakan daya tawar yang sangat kuat, “ ujar James. Lebih lajut James Adam menegaskan, “Kalau pemimpin kita di Kupang ini pintar, mereka mempunyai konsep yang betul yakni : anda(capres-cawapres) bisa memakai saya sebagai salah satu menteri, kita buka jalur Internasional melalui NTT, “ tegasNya. Menurut James, kita menempatkan NTT sebagai daerah di persimpangan. Hal itu mempunyai daya tawar yang sangat kuat.

{gallery}nilai_strategis_ntt_02{/gallery}

Semantara itu, Dr. Elcid Li, pengamat sosial politik dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa dalam konteks NTT, Pilpres 2014 merupakan kelanjutan konflik politik kelompok dalam pilgub NTT 2013 yang lalu dengan melihat adanya penyebaran political issue dalam media sosial. Terhadap realitas politik tersebut apa yang bisa dilakukan, solusi yang bisa dilakukan saat ini adalah kritik terhadap politik populasi dan antisipasi terhadap politik populasi di aras lokal NTT.
Dalam kesempatan tersebut juga, moderator yang memandu acara diskusi, Bung Lorens Sayrani menegaskan bahwa NTT berbeda baik dalam konteks geografi, sosial, ekonomi maupun politik. Dari segi geografi kita berada pada daerah yang paling pinggir tetapi bukan pinggiran. Diskusi hari ini mau mendorong bahwa Pilpres 2014 bisa dilihat dari NTT. Hal itu merupakan tanggung jawab kita yang hadir dalam diskusi hari ini, tandasnya mengakhiri acara diskusi. *Niron