Selamat Datang di Website Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Opini

Transformasi Kemenangan Pasca Dalam Pileg

  • Oleh : Vincent Bureni

  • Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT
Bengkel Appek Kupang

Sebuah refleksi politik dan iman

Bulan April ini di Indonesia memasuki sebuah moment pemilihan umum untuk memilih para calon pemimpin masa depan kita baik di Nasional maupun ditingkat daerah provinsi dan daerah kabupaten / kota yang ada di Indonesia umumnya dan di NTT khususnya. Secara iman kristiani pun, bulan April merupakan masa dimana seorang pemimpin besar Isah Almasih paling tidak ada tiga persitiwa besar yang akan mengingatkan kita pada proses iman ini yakni, minggu daun, jumat agung dan kebangkitan Yesus Kristus. Tentu kedua moment ini secara kasat mata memiliki perbedaan proses dan mungkin juga makna. Satunya (Pemilu) bermakna politik kekuasaan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia sementara paskah memiliki makna cerita / peristiwa iman akan Yesus Kristus.

Pun demikian makna terbesar kedua proses ini memiliki kisah iman dalam cerminan prilaku hidup kita setiap hari dalam relasi kita dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Artinya kisah Yesus dalam proses iman Paskah sebenarnya memiliki korelasi nyata dalam kisah-kisah hidup kita setiap hari.

Apa korelasinya pemilu dan proses paskah?

Pemilu untuk legislatif secara umum sudah usai sekalipun ada wilayah tertentu yang harus melakukan pencoblosan ulang. Seminggu terkahir terdapat banyak kisah pasca pencoblosan. Terlepas dari berbagai persoalan mulai dari ketidak tersedianya logistik pemilu hingga ada juga caleg yang harus menerima kenyataan siap cerai dengan istri karena begitu banyak sumberdaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil pemilhan yang diperoleh, saya fokuskan pada substansi selama pemilu dan proses iman Paskah yang sedang umat kristiani jalani.

Selama proses pemilu berlangsung, begitu banyak hal substansial yang mulai dikampanyekan baik oleh para caleg maupun oleh organisasi masyarakat sipil, agama dan tidak lupa TNI dan POLRI. Pendidikan politik gencar yang selalu dilakukan untuk menghindari politik uang, politik pragmatis dan primordial (SARA) dengan mengutamakan rekam jejak caleg yang positif, visi dan misi para caleg yang lebih mengutamakan kepentingan public dibanding kepentingan pribadi atau sesaat?! pendidikan politik ini dimaknai oleh berbagai pihak bahwa ini adalah sebuah kebenaran dan kebaikan. Kebenaran dan kebaikan ini tentu sangat membutuhkan konsistensi dan komitmen dalam menentukan pilihan pada hari pencoblosan.

Apa yang terjadi? Dua hari pasca hari pencoblosan, saya mendapat sms dari dua caleg terbaik perempuan sebagai berikut: 

“Ternyata politik transaksional lebih menjadi ciri demokrasi kota ketimbang perjuangan mulia kita yang menggunakan rasional dan hati nurani…dan perjuangan panjang terkait partisipasi perempuan dalam ranah politik masih bersifat wacana. Orang terjebak politik uang, termasuk perempuan. Terimakasih atas dukungan berbagai forum walaupun diforum-forum itu tidak ada suara”.

Berita sms yang satupun berbunyi :

“Pendampingan yang hebat dilakukan dengan dana yang besar ternyata tidak membuahkan hasil. Forum justeru ada politik uang dan tidak menjadi pemilih yang cerdas. Kerja keras dan pengorbanan hilang ditelan bumi, dikalahkan dengan politik uang. Menyesal, kecewa dan segala macam rupa bercampur aduk jadi satu”.

Kedua berita sms ini secara formulasi kalimat berbeda namun memiliki makna refleksi yang luar biasa; kebaikan dan kebenaran yang diperjuangkan dan diberikan kepada warga harusnya memiliki dampak perilaku pemilih secara positif namun yang terjadi adalah sebaliknya uang dan transaksional pragmatis lainnya mengalahkan kebaikan dan kebenaran tersebut.

Tidak lama berselang pada hari selasa 15 April 2014 tepat pukul 11.00 siang sebuah posting facebook tertulis penuh makna yang sempat terbaca dalam jaringan facebook saya berbunyi “Yudas DIBUTAKAN oleh UANG & Petrus DILEMAHKAN oleh SIKAP IMPULSIF sehingga TIDAK SETIA”. Postingan yang dikirim oleh seorang senior ini membuat saya kagum, terharu bahkan membangkitkan nalar pikir saya untuk mencoba memaknai proses pemilu dalam sebuah proses iman kristiani dalam momen paskah ini.

Dalam kisah iman kristiani, perjalanan Yesus selama 33 tahun selama hidupNYa, tidak sedikit kebenaran dan kebaikan yang dilakukan. Yesus dipuja dan dipuji setiap ada mujizat yang dilakukaNya. Begitupun gerakan social politik berbagai unsur untuk menciptakan sebuah proses demokrasi yang bersih dan berintegritas. Yesus dielukan di kota Yerusalem sebagai sebuah kebanggaan iman bahwa Yesus adalah tokoh kebenaran dan hidup bagi setiap orang yang mengimaniNya. Namun pada akhirnya Yudas Iskariot menjual Yesus untuk dihukum mati. Dalam perjalanan kisah sengsara Yesus, Petrus pun masih menyangkal Yesus sebagai pemimpinnya.

Kisah para caleg pada saat berkomunikasi dengan constituent (warga pemilih) tidak sedikit pujian, dielu-elukan sebagai caleg yang hebat! caleg yang luar biasa dibanding caleg lainya namun para caleg harus menerima kenyataan untuk tidak dipilih oleh warga yang mengelu-elukan mereka. Yesus harus menerima kisah iman dengan disalibkan oleh orang-orang yang selalu memuja dan memujinya serta mengelu-elukanya.

Sekalipun Yesus dijual oleh Yudas dan dikhianati oleh Petrus namun Yesus tetap memberikan cinta kepada umatNya. Yesus tidak terus bertanya dan menyalahkan Yudas dan Petrus. Yesus tetap konsentrasi pada proses iman terbesar disidangkan, memikul salib, diolok dalam perjalanan menuju golgota hingga proses penyalibanNya. Yesus tetap komitmen, konsisten dan konsentrasi pada kebenaran dan kebaikan yang akan dipertaruhkan di kayu salib. Yesus sudah mengetahui bahwa dengan disalibkan, ada CINTA PENYELEMATAN BAGI UMATNYA..

Jika kisah Yesus ditransformasikan dalam kondisi kita saat ini (masih hangat hasil pileg), apakah dengan tantangan ketidak setiaan constituent untuk menjalankan pendidikan politik tersebut dan kemudian kita harus meninggalkan mereka? tepat jika para caleg, saya dan kita yang peduli terhadap demokrasi yang jujur dan berintegritas harus memilih untuk terus melakukan kebaikan dan kebenaran melalui pendidikan politik bagi warga. Satukan kekuatan kita menjadi satu kekuatan besar untuk terus berjuang hingga saatnya bukan kita yang merasakan tapi anak-cucu kita akan merasakanya. Konsetrasi kita bukan pada mengapa masih ada Yudas dan Petrus yang dibutakan dan tidak setia yang tidak mendukung/mengakui kita melalui suaranya (mengingkari janjinya) tapi konsentrasilah pada sebuah cinta besar untuk anak cucu kita yang akan merasakan pada masanya. Lima tahun ini, jadilah teman gerakan itu bersama warga sehingga lima atau sepuluh tahun akan datang, kita tidak dianggap asing pada moment pemilu dengan mengatakan “mau pemilu baru datang? Tapi kamu adalah pemimpin kami!” pemimpin yang selalu bersama mereka, pemimpin yang sudah memimpin mereka selama lima tahun ini sekalipun tidak di legislative.

“Maaf! saya tidak akan membuang waktu untuk mengurusi masalah saat ini, tapi saya akan menggerakkan semua kekuatan saya untuk terus berjuang. Karena dengan terus berjuang maka masalah saat ini dengan sendirinya terselesaikan!” Kemangan iman melalui kebangkitanya menunjukan bahwa maut dan dosa dikalahkan. Andapun akan menang pada saatnya!...sms penguatan seorang teman saya mengakhiri refleksi saya.

Semoga!

Koordinator Umum

Menjabat Sebagai Koordinator Umum Sejak Tahun 2009

Experience

Menjadi Fasilitator dan Pembicara serta aktif dalam kegiatan diskusi

Education

Menyelesaikan S1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Widya Mandira Kupang.

Bengkel APPeK

www.BengkelAPPeK.org

Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Tentang Kami

Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung  dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.

Alamat

Kantor Bengkel APPeK

Jalan Raya Baumata Penfui
Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011
Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

Email

bengkel.appek@gmail.com

Media Sosial Bengkel APPeK