Selamat Datang di Website Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Capacity Buildings

Vinsen Bureni Membagi Pengalaman Dalam Tematic Learning VCA Indonesia

bengkelappek.org, Direktur Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung (APPeK) NTT, Vinsensius Bureni membagi pengalaman dalam Tematic Learning VCA Idonesia, Program yang digelar secara virtual pada Rabu, 27 Sepember 2023 lalu.

Foto Vinsen Bureni, Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT (Sumber: Facebook Vinsen Bureni)

Vinsen Bureni yang tampil sebagai narasumber mengawali diskusi ini dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana Raising Awareness di Komunitas?

Vinsen sendiri mewakili Consortium for Knowledge Management Brokering (C4Ledger), salah satu grup pelaksana program Voice for just Climate Action (VCA) di Indonesia.

Dihadapan 36 peserta dari berbagai lembaga mitra program VCA di Indonesia, Vinsen berbagi pengalaman lapangan bagaimana meningkatkan kapasitas komunitas dalam aksi-aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Tiga Aktor Pembangunan

Dalam pemaparannya, dia memetakan tiga aktor yang berpengaruh dalam pengembangan komunitas, yakni pemerintah, sektor swasta dan non pemerintah atau Non Government Organisation (NGO) atau biasa disebut Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Dia menjelaskan bahwa di hadapan komunitas, pemerintah dan sector swasta memposisikan diri sebagai pemilik sumberdaya berdasarkan kewenangan untuk memenuhi, menjamin dan melindungi. Sedangkan, LSM memposisikan diri sebagai pihak yang datang untuk belajar pada komunitas.

“Belajar untuk menemukan secara bersama dan melengkapi apa yang telah mereka miliki. LSM biasa memposisikan komunitas sebagai pemilik pengetahuan dan sumberdaya sehingga ketika pendampingan di komunitas berakhir, komunitaslah yang mengatakan bahwa “inilah keberhasilan kami”, ujarnya.

Berdasarkan pengalaman lapangan Bengkel APPeK, Vinsen mamaparkan pula beberapa tantangan yang telah mereka petakan.

Foto Koordinator Umum Bengkel APPeK, Vinsen Bureni, Berbagi Pengalamandalam Tematic Learning VCA Idonesia, Program yang digelar secara virtual pada Rabu, 27 Sepember 2023.

“Tantangan LSM adalah terbatas dalam sisi keterjangkauan. Waktu bersama komunitas sangat terbatas, hanya beberapa tahun saja. Komunitas sendiri juga memiliki tantangan dalam hal akses informasi luar serta pragmatis,” ungkap Vinsen.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan sektor swasta yaitu pemerintah dan sektor swasta cenderung resisten dan tertutup. Demikian pula keterbatasan waktu, dana dan sumber daya serta cenderung bermuatan politik dan bisnis.

Dalamraising awarenessini, ada tiga pilar penting yang wajib dilakukan oleh komunitas yakni pengorganisasian dasar, pengumpulan data dan menyuarakannya. Pengorganisasian dasar dimulai dengan pembentukan komunitas berbasis sosial, ekonomi dan politik di level desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi.

Menurut dia, hadirnya komunitas melalui pengorganisasian dasar menjadi hal penting dalamraising awarenesskomunitas. Dari komunitas yang terorganisir ini, berbagai hal bisa dipelajari dan dilakukan secara bersama-sama.

Mengembangkanraising awareness,tentu membutuhkan data dukung. Karena itu, bagian penting lainnya dariraising awarenessadalah mempersiapkan data di komunitas. Data dapat diperoleh melalui diskusi partisipatif komunitas. Dengan data yang ada, barulah bersama-sama komunitas memetakan isu-isu strategis yang menjadi kebutuhan komunitas.

“Jadi bukan titipan dari luar. Secara partisipatif berlangsung analisis permasalahan dan tantangan serta mimpi ke depan untuk merajut berubahan,”ujarnya.

Selanjutnya, dalam analisis komunitas ini, semua kelompok kepentingan dianalisis dan dipetakan secara jelas. Memetakan kelompok-kelompok yang ada di antara kelompok kuat dan kelompok rentan. Seperti para perempuan, disabilitas, anak-anak, minoritas yang cenderung tak terdengar suaranya. Dalam proses ini berlangsung pemberdayaan bagi komunitas.

Disamping itu, dalam proses pendampingan guna meningkatkan kesadaran masyarakaat,tentu pekerjaan tidak berhenti pada analsisis. Karena komunitas yang berdaya adalah komunitas yang mampu bersuara atau menyuarakan berbagai aspirasi komunitas. Ia menyebut, peran LSM adalah memfasilitasi ruang suara bagi komunitas. Ruas suara itu bisa melalui fraksi-fraksi dan komisi-komisi di DPRD, ruang dengar pendapat maupun kesempatan reses DPRD.

Ruang suara bagi komunitas juga dapat diekspresikan melalui aksi-aksi bersama di komunitas demi mewujudkan untuk perubahan sosial. Untuk itu, analisis dan pemetaan masalah serta merumuskan isu-isu strategis mesti ditindaklanjuti dalam bentuk aksi nyata. Dengan demikian, suara komunitas dapat bergema melalui aksi-aksi yang membawa perubahan dan inovasi baru.

Karenaraisingawarenessadalah proses membuat komunitas berdaya, komunitas yang terorganisir dan komunitas yang mengetahui kekuatan sumberdaya yang dimiliki serta komunitas yang bersuara melalui ruang-ruang politik dan aksi-aksi sosial yang akhirnya melahirkan perubahan.

Penulis: Melky Koli Baran

#Tagline :

Tim Media
Terbentuk sejak Tahun 2014 dan aktif menyampaikan berbagai informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Bengkel APPeK NTT.
Bengkel APPeK

www.BengkelAPPeK.org

Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung

Tentang Kami

Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung  dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.

Alamat

Kantor Bengkel APPeK

Jalan Raya Baumata Penfui
Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011
Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur

Email

bengkel.appek@gmail.com

Media Sosial Bengkel APPeK