Kordum Bengkel APPeK Monitoring Wirausahawan Muda Udiworowatu Nagekeo NTT
Details
By Tim Media Bengkel Appek
Tim Media Bengkel Appek
Hits: 283
Pelaku usaha pemula buka-bukaan saat menjawab sejumlah pertanyaan Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT Vinsensius Bureni di lokasi usaha milik anak muda Desa Udiworowatu Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo Rabu, 24/11/2020.
Kordum Bengkel APPeK Monitoring Wirausahawan Muda Udiworowatu Nagekeo NTT
Pelaku usaha pemula buka-bukaan saat menjawab sejumlah pertanyaan Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT Vinsensius Bureni di lokasi usaha milik anak muda Desa Udiworowatu Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo Rabu, 24/11/2020.
Mbay, bengkel.appek.org
Pelaku usaha pemula buka-bukaan saat menjawab sejumlah pertanyaan Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT Vinsensius Bureni di lokasi usaha milik anak muda Desa Udiworowatu Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo Rabu, 24/11/2020.
Hadir lima anak muda pelaku usaha pemula, mereka menyampaikan jenis kegiatan usaha yang ditekuni dan mengisahkan bagaimana menjalankan usahanya masing-masing. Sebagian besar diantara mereka menjalankan usaha kuliner yang berpusat dipinggir jalan Negara Keo Tengah Udiworowatu.
Kelima anak muda itu adalah Anti (penjual ikan segar), Eran (penjual es buah dan nasi ikan bungkus), Suharni (penjual gorengan dan lalapan ikan), Yuni (penjualan gado-gado dan nasi ikan) dan Malik (penjual ikan segar)
Haryanti Bahrul (21) pada kesempatan itu mengatakan, sebelumnya saya tidak tertib mengelola uang keluarga, namun sekarang saya cukup mengerti menata keuangan keluarga, saat ini saya sedang menekuni usaha jual ikan segar sejak oktober lalu, ungkap Yanti. Saya senang dengam keuntungan yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan keluarga, ujarnya.
Sementara itu, Suharni Abubekar (25) pada kesempatan yang sama mengungkapkan “saya punya usaha gorengan, dan saat ini saya sedang kembangkan usaha warung lalapan ikan, dan tempatnya sudah ada di Mbay, modal saya peroleh dari keuntungan jual gorengan yang saya tabung Rp 50.000 per hari, Saya sedang membutuhkan papan nama usaha, ungkapnya.
Pelaku usaha muda lainnya Sriwahyuni Nurdin (24) kepada bengkel.appek.org ketika ditemui ditempat usahanya mengatakan “selama ini saya sudah menekuni usaha gorengan, namun saat ini setelah saya mengikuti program Mata Kail dan mengikuti pelatihan softskill kewirausahaan, saya sudah kembangkan usaha baru berupa gado-gado dan layanan pesanan nasi ikan. Dari usaha ini alhamdulilah saya memperoleh keuntungan berkisar Rp 150.000-Rp 280.000 Per hari. Dari hasil ini Rp 80.000 saya buatkan untuk belanja sayur besoknya, sementara Rp 200.000 saya tabung dicelengan.
Sejumlah tantangan mereka sampaikan, seperti keterbatasan peralatan kerja, kestabilan stok bahan baku, alat peraga pemasaran dan lain-lain.
Vinsensius Bureni Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT dihadapan pelaku usaha muda mengatakan “monitoring ini bermaksud untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kegiatan usaha adik-adik, kita berupaya agar Bengkel APPeK, Kopernik, YPII atas dukungan Uni Eropa dapat berkontribusi pada perkembangan usaha adik-adik terutama pengetahuan dan ketrampilan.Vinsen memberikan motivasi dan mengharapkan agar usaha yang sedang ditekuni anak muda, makin hari makin berkembang, ujarnya. (gus)
Hadir lima anak muda pelaku usaha pemula, mereka menyampaikan jenis kegiatan usaha yang ditekuni dan mengisahkan bagaimana menjalankan usahanya masing-masing. Sebagian besar diantara mereka menjalankan usaha kuliner yang berpusat dipinggir jalan Negara Keo Tengah Udiworowatu.
Kelima anak muda itu adalah Anti (penjual ikan segar), Eran (penjual es buah dan nasi ikan bungkus), Suharni (penjual gorengan dan lalapan ikan), Yuni (penjualan gado-gado dan nasi ikan) dan Malik (penjual ikan segar)
Haryanti Bahrul (21) pada kesempatan itu mengatakan, sebelumnya saya tidak tertib mengelola uang keluarga, namun sekarang saya cukup mengerti menata keuangan keluarga, saat ini saya sedang menekuni usaha jual ikan segar sejak oktober lalu, ungkap Yanti. Saya senang dengam keuntungan yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan keluarga, ujarnya.
Sementara itu, Suharni Abubekar (25) pada kesempatan yang sama mengungkapkan “saya punya usaha gorengan, dan saat ini saya sedang kembangkan usaha warung lalapan ikan, dan tempatnya sudah ada di Mbay, modal saya peroleh dari keuntungan jual gorengan yang saya tabung Rp 50.000 per hari, Saya sedang membutuhkan papan nama usaha, ungkapnya.
Pelaku usaha muda lainnya Sriwahyuni Nurdin (24) kepada bengkel.appek.org ketika ditemui ditempat usahanya mengatakan “selama ini saya sudah menekuni usaha gorengan, namun saat ini setelah saya mengikuti program Mata Kail dan mengikuti pelatihan softskill kewirausahaan, saya sudah kembangkan usaha baru berupa gado-gado dan layanan pesanan nasi ikan. Dari usaha ini alhamdulilah saya memperoleh keuntungan berkisar Rp 150.000-Rp 280.000 Per hari. Dari hasil ini Rp 80.000 saya buatkan untuk belanja sayur besoknya, sementara Rp 200.000 saya tabung dicelengan.
Sejumlah tantangan mereka sampaikan, seperti keterbatasan peralatan kerja, kestabilan stok bahan baku, alat peraga pemasaran dan lain-lain.
Vinsensius Bureni Koordinator Umum Bengkel APPeK NTT dihadapan pelaku usaha muda mengatakan “monitoring ini bermaksud untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kegiatan usaha adik-adik, kita berupaya agar Bengkel APPeK, Kopernik, YPII atas dukungan Uni Eropa dapat berkontribusi pada perkembangan usaha adik-adik terutama pengetahuan dan ketrampilan.Vinsen memberikan motivasi dan mengharapkan agar usaha yang sedang ditekuni anak muda, makin hari makin berkembang, ujarnya. (gus)
Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung
Tentang Kami
Kami adalah Organisasi Berbadan Hukum, Perkumpulan Nirlaba yang Melakukan Fasilitasi dan Implementasi Langsung dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Rentan, Perempuan, dan anak pada Komunitas Desa-Kelurahan, serta Pengembangan TKLD di Berbagai Level.
Alamat
Kantor Bengkel APPeK
Jalan Raya Baumata Penfui Lingkungan Kampung Baru, RT 024/RW 011 Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang - Nusa Tenggara Timur